okeeeee , semua nya ,.
inilah sejarah HARDIKNAS di bentuk :)
*****
Setiap bulan Mei tiba, kita pasti teringat akan hari-hari bersejarah yang selalu diperingati pada bulan ini. Salah satu diantaranya yang mungkin semua orang akan mengingatnya adalah Hari Pendidikan Nasional yang jatuh tepat pada tanggal 2 Mei. Pada Hari Pendidikan Nasional ini, kita seolah disadarkan akan sejarah panjang tentang perjalanan pendidikan negeri ini. Tapi, mengapa tanggal 2 Mei yang dijadikan sebagai Hari Pendidikan Nasional ?
inilah sejarah HARDIKNAS di bentuk :)
*****
Setiap bulan Mei tiba, kita pasti teringat akan hari-hari bersejarah yang selalu diperingati pada bulan ini. Salah satu diantaranya yang mungkin semua orang akan mengingatnya adalah Hari Pendidikan Nasional yang jatuh tepat pada tanggal 2 Mei. Pada Hari Pendidikan Nasional ini, kita seolah disadarkan akan sejarah panjang tentang perjalanan pendidikan negeri ini. Tapi, mengapa tanggal 2 Mei yang dijadikan sebagai Hari Pendidikan Nasional ?
Hari Pendidikan Nasional
(Hardiknas) memang identik dengan sosok Bapak Pendidikan Nasional, yaitu
Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau yang lebih dikenal dengan Ki
Hadjar Dewantara. Ki Hadjar Dewantara sangat besar pengabdiannya dalam
memajukan bangsa Indonesia di bidang pendidikan.
Ki Hadjar Dewantara dilahirkan
di Yogyakarta, 2 Mei 1889. Selain aktif di bidang pendidikan, beliau
juga aktif dalam bidang sosial dan politik. Beliau aktif dalam
organisasi Boedi Oetomo pada tahun 1908 dan Indische Partij pada tahun
1912. Sebuah momen yang kita kenal menjadi Kebangkitan Nasional,
dirayakan setiap 20 Mei.
Ki
Hadjar Dewantara merupakan seorang penulis handal pada jamannya.
Tulisan-tulisannya sangat komunikatif, tajam dan patriotik sehingga
mampu membangkitkan semangat antikolonial bagi pembacanya. Banyak karya
beliau yang saat ini menjadi landasan rakyat Indonesia dalam
mengembangkan pendidikan, khususnya kalimat-kalimat filosofis seperti
ING NGARSO SUNTOLODO, ING MADYO MANGUN KARSO, TUT WURI HANDAYANI (Di
depan memberi teladan, di tengah memberi bimbingan, di belakang memberi
dorongan). Ada sebuah tulisan beliau yang bertujuan untuk mengkritik
perayaan seratus tahun bebasnya Negeri Belanda dari penjajahan Perancis
pada bulan November 1913, dan dirayakan di tanah jajahan Indonesia
dengan menarik uang dari rakyat jajahannya untuk membiayai pesta
perayaan tersebut. Judul tulisannya adalah Als Ik Eens Nederlander Was
(Seandainya Aku Seorang Belanda) dan petikannya sebagai berikut:
"Sekiranya aku seorang
Belanda, aku tidak akan menyelenggarakan pesta-pesta kemerdekaan di
negeri yang kita sendiri telah merampas kemerdekaannya. Sejajar dengan
jalan pikiran itu, bukan saja tidak adil, tetapi juga tidak pantas untuk
menyuruh si inlander memberikan sumbangan untuk dana perayaan itu.
Pikiran untuk menyelenggarakan perayaan itu saja sudah menghina mereka
dan sekarang kita garuk pula kantongnya.
Ayo teruskan penghinaan
lahir dan batin itu! "Kalau aku seorang Belanda" Apa yang menyinggung
perasaanku dan kawan-kawan sebangsaku terutama ialah kenyataan bahwa
bangsa inlander diharuskan ikut mengongkosi suatu pekerjaan yang ia
sendiri tidak ada kepentingannya sedikitpun".
Akibat tulisan tersebut beliau
dibuang tanpa proses pengadilan ke Pulau Bangka oleh Gubernur Jendral
Idenburg, namun atas tulisan Douwes Dekker dan Cipto Mangoenkoesoemo
yang membela nya, hukuman tersebut berganti menjadi dibuang ke negeri
Belanda. Dan setelah kembali ke Tanah Air, beliau mendirikan sebuah
perguruan yang bercorak nasional bernama Nationaal Onderwijs Instituut
Tamansiswa (Perguruan Nasional Tamansiswa) pada 3 Juli 1922. Dari
sinilah lahir konsep pendidikan nasional, hingga Indonesia merdeka Ki
Hadjar Dewantara pun menjadi Menteri Pendidikan dan meninggal pada 28
April 1959 di Yogyakarta.
Begitu besarnya perjuangan
seorang Ki Hadjar Dewantara untuk pendidikan Nasioanal. Sebagai
penghormatan atas jasa-jasanya di bidang pendidikan, maka tanggal 2 Mei
yang merupakan tanggal kelahiran Ki Hadjar Dewantara diabadikan sebagai
Hari Pendidikan Nasional. Pada tahun 1959, Pemerintah menetapkan bahwa
setiap tanggal 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional.
Peringatan Hardiknas ini
jadikanlah sebuah perenungan bagi kita. Semoga dengan memperingati
Hardiknas, kita dapat memaknainya sebagai usaha bangsa Indonesia dalam
melakukan yang terbaik untuk pendidikan nasional. Pendidikan itu
seharusnya tidak dibatasi oleh biaya atau uang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar